Teteh Rina dan Jamil



Di kamar kostnya Jamil berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Jamil suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Rina, ibu kostnya.


Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda. Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satupersatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.


Blarrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Jamil bangkit berdiri sambil menggaruk batang ****** di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar satu bulan ia kost dirumah keluarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Hamdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.


Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Rina sudah tidur bersama anaknya karena Pak Hamdan sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Jamil duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Jamil mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Jamil selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.


Tiba-tiba Jamil mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Rina. Jamil kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.

"Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?" tanya Jamil tergagap


"Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok" jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.


Yang membuat Jamil kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Rina, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Rina.


Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Jamil selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan 


Rina tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Rina yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Hamdan. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Rina dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.


Tapi malam ini Rina berpenampilan lain, tanpa ******/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Rina memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Jamil, Rina seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.


"Gambar tivinya jelek ya?" tanya Rina mengagetkan Jamil.

"Eh, iya. Antenenya kali" jawab Jamil sambil menunduk.


Jamil semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Jamil kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Jamil menelan ludah.


" Semuanya jelek, " kata Rina " Nonton VCD saja ya?"

"Terserah Teteh" kata Jamil masih berdebar menghadapi situasi itu.

"Tapi adanya film unyil, nggak apa?" kata Rina sambil tersenyum menggoda.

Jamil faham maksud Rina tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.

"Ya terserah Teteh saja" jawab Jamil. Rina kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Jamil semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Rina keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.


"Mau nonton yang mana?" tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Jamil. Jamil menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.

"Eh, ah yang mana sajalah" kata Jamil belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.


"Yang ini saja, ada ceritanya" kata Rina mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Jamil mencoba menenangkan diri.

"Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?" tanya Jamil memancing

"Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk" jawab Rina sambil tertawa kecil

"Bapak juga?" tanya Jamil lagi


"Ngga lah, marah dia kalau tahu" kata Rina kembali duduk setelah memencet tombol player. Memang selama ini Rina menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.

"Bapak kan orangnya kolot" lanjut Rina "dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!"


Jamil tertegun mendengar pengakuan Rina tentang hal yang sangat rahasia itu. Jamil mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Jamil tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan disebelahnya. Rina duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Jamil sudah tidak ragu lagi.

"Teteh kesepian ya?" Tanya Jamil sambil menatap perempuan itu Rina balik menatap Jamil dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.


"Kamu mau tolong saya?" tanya Rina sambil memegang tangan Jamil.

"Bagaimana dengan Bapak ?" tanya Jamil ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.


"Jangan sampai Bapak tahu" kata Rina"Itu bisa diatur" lanjut Rina sambil mulai merapatkan tubuhnya.


Jamil tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Rina. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Jamil segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu.Jamil semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Rina.

Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Rina memegang belakang kepala Jamil menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Jamil mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Rina. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.


Rina bergetar ketika jemari Jamil menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Jamil memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Rina telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Rina telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Jamil dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.


Segera saja tangan Jamil merambahi kembali lembah hangat milik Rina yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Jamil membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.Rina makin mendesah ketika jemari Jamil mulai menyentuh bibir Vginanya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Rina rasakan pada daerah kemaluannya.


Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang Pnisnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang Vgina Rina. Bahkan ketika lubang Vgina itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Rina.Selama hampir delapan tahun menikah, Rina belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Hamdan suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.


Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.Sehingga selama bertahun-tahun, Rina tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Rina sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.


Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Rina bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Rina mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.


Tetapi sebagai perempuan normal Rina tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Rina. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.


"Ah..terus Bi.." desahnya membara.


Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Jamil mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Rina mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Rina dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Jamil kost dirumahnya, Rina telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.


Malam ini Rina tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan. Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Jamil mulai menyusuri leher jenjang Rina yang selama ini tertutup rapat. Mulut Jamil menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Rina, tapi tiba-tiba Jamil bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Rina yang mengangkang dimana bibir Vginanya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Jamil ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Rina juga faham maksud Jamil.


Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Jamil lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Rina menunduk memperhatikan kepala Jamil dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Jamil selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.


Jamil menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. LJamila mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Jamil bergeser mendekati lubang Vgina itu untuk lebih menguakkannya

"Ahhh….!" Rina mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir Vginanya.



Desahannya semakin menjadi ketika lidah Jamil mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Rina blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Jamil terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.


Rupanya Rina sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati Vginanya.Mata Rina merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Jamil. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.


Demikian juga dengan Jamil, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya.Jilatan dan rabaan Jamil rupanya telah menaikkan nafsu Rina makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Rina yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Jamil agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Jamil yang mengesek Vginanya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.


"Ahhh…duh gusti…! Ahhh! enak euy !" jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.


Jamil sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Rina merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Rina menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Jamil kembali membuka sehingga Jamil dapat melepaskan diri. Muka Jamil basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Rina.


Jamil bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.


"Hatur nuhun ya Bi" kata Rina berterima kasih sambil membuka matanya sehJamils meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.


Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Jamil telah berdiri telanjang bulat dengan batang ****** mengacung keras. Batang ****** yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Jamil mendekat dan meraih tangan Rina, dan menariknya berdiri. Kemudian Jamil mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.


" Kenapa sih?" tanya Rina sambil senyum-senyum.


"Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup" jawab Jamil yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.


Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Rina, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Rina memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.


Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang ****** Jamil. Dan Rina yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Rina kembali duduk sambil tetap menggengam batang ****** itu. Jamil mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.Dengan mata berbinar diperhatikan batang ****** yang tegang dihadapannya. ****** yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Rina ingin merasakan mengulum ****** lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.


Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala ****** yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang ****** yang telah basah itu dan dikulumnya. Jamil meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Rina mulai melumati batang ****** didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.


Rina mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang ****** itu dengam giginya, membuat Jamil semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Rina adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Jamil agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Rina yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.


Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Jamil yang batang Pnisnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Rina meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. 


Hingga akhirnya….


"Ah Teh, sudah mau keluar nih" desis Jamil mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.

Tapi Rina yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang ****** itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Rina. Jamil meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Rina semakin menguatkan kuluman bibirnya di ****** itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Rina semakin keras mengocok batang ****** itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang ****** Jamil, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang ****** itu. Tanpa rasa jijik atau mual.


"Bagai mana rasanya Teh?" tanya Jamil. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.

"Enak, gurih" kata Rina tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Rina bangkit.


"Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu" katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Jamil sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang Pnisnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Rina di dapur membuatkan minuman.


Jamil mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Rina menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Jamil. Perlahan dirasakan batang ****** Jamil mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Rina semakin mengelinjang ketika tangan Jamil yang satunya mulai merambahi selangkangannya.


"Sudah nggak sabar ya" katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.


"Dikamar saja ya" ajak Rina ketika ciuman mereka semakin larut.Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.


Rina mendorong tubuh Jamil keranjang dan jatuh celentang. Rina juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Jamil. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Rina mendorong kepala Jamil kebawah. Ia ingin Jamil mengerjai buahdadanya. Jamil menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Rina mendesah sambil mengerumus rambut Jamil yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Jamil dengan lembut. Jamil merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras.


"Oh… Bi…! Geliin..terus akh…!"Tangan Jamil yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu. Rina menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

"Ahh..terus sayang!" desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya. Jemari Jamil dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.


Rina semakin menggelinjang ketika ujung jari Jamil menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Jamil secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Rina juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Jamil mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Rina dan berhenti di pusarnya.


Rina menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu.Rina rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Jamil kearah kepalanya. Jamil faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Rina diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang ****** yang menegang keras diatas muka Rina. Yang segera disambut kuluman Rina dengan bernafsu. Jamil juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Rina yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing.


Rina istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hJamils-hJamils untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Jamil pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.


"Oh…! Bi, lakukanlah" desah Rina mulai tak tahan menahan hasratnya. Jamil segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Rina celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang ****** Jamil pada lubang Vginanya yang telah semakin berdenyut.


Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang ****** Hamdan merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.


Rina tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir Vginanya. Direngkuhnya tubuh Jamil ketika perlahan batang ****** yang keras itu mulai menyusuri lubang Vginanya.


"Akh…! enak Bi!" desisnya. Tangannya menekan pinggul Jamil agar batang ****** pemuda itu masuk seluruhnya.


Jamil juga merasakan nikmat. Vgina Rina masih terasa sempit dan seret. Jamil mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Rina. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.


"Ayo Bi geyol terusss!" desis Rina makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Jamil mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang Pnisnya tuntas masuk seluruhnya kedalam Vgina Rina.


"Oh..Bi !"jerit Rina nkmat setiap kali Jamil melakukannya. Terasa batang ****** itu menyodok dasar lubang Vginanya yang terdalam.


Semakin sering Jamil melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Rina sehingga pada hentakan yang sekian Rina merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Jamil agar hujaman bantang ****** itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang Vginanya.


"Ahk..! Ah…duh akhh!" teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki. Sangat nikmat dirasakan Rina. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Jamil yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Rina kembali berusaha mengimbangi.


Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga Vginanya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman ****** Jamil semakin dalam. Jamil yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Rina seperti itu. Demikian juga dengan Rina, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.Rina mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Jamil, sehingga selangkangannya lebih terangkat.


Jamil memeluk kedua kaki Rina, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan Vgina Rina lebih terasa sehingga gesekan batang Pnisnya menjadi semakin nikmat. Jamil semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.


"Ahhh…" Jamil mendesah nikmat ketika dari batang Pnisnya menyembur cairan kenikmatannya. Dikocoknya terus batang ****** itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Rina rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.


"Akhh…!!" jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut. Tubuh Jamil ambruk diatas tubuh Rina. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.


"Hatur nuhun ya Bi, hatur nuhun" kata Rina terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.


*** Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Jamil, batang Pnisnya yang telah lepas dari lubang Vgina Rina mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Rina. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Jamil tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam!Memang Rina sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Jamil sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.


Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.


***Jamil bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Rina. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Rina yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.


Jamil ingat setiap dua atau tiga ronde, Rina selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali. Jamil masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam.


Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Rina dengan pakaian lengkap dengan ****** rapat menutup rambutnya membawa nampan berisi roti dan minuman.

"Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak" katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang.


"Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi" katanya sambil senyum menggoda.

Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Rina ramuan rahasia menambah gairah lelaki. KemudianRina memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Jamil dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar.


"Teteh mau kemana sih kok rapi…" tanya Jamil

"Baru nganter anak saya ke rumah Teh Siti. Biar kita bebas" kata Rina kembali tersenyum nakal. Jamil merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Rina berpakaian lengkap.


"Teteh beda banget deh kalau pake ****** gini…. Jadinya takut aku macem-macem sama teteh… alimmm banget…." Goda Jamil sambil pura-pura menutupi tubunya yang masih bugil itu.


"Kamu bisa aja sih Bi, biar pake ****** aku kan juga manusia biasa… pengen kehangatan, pengen kenikmatan…" jawabnya sambil mencubit paha Jamil, sambil tangan kanannya mencoba melepas ******nya.

"Teh .. jangan dilepas dulu ******nya… Teteh mau ngga memenuhi permintaan saya?" kata Jamil


"Apa sih?" tanya Rina agak heran

"Maaf nih Teh, "kata Jamil " Teteh mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju Teteh didepan saya"


"Kenapa tidak" kata jawab Rina Rina tersenyum manis sambil bangkit dan mulai bergaya seperti penari salsa. Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar berusaha melepas ******nya.


"******nya jangan dilepas dulu teh…" seru Jamil.Jamil memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Rina. Dengan masih bergoyang, Rina mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Rina hanya mengenakan ******, BH dan Celana dalam berwarna pink.


Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Rina semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Jamil benar-benar terpesona memandang didepan matanya seorang wanita ber****** menari erotis hanya menggunakan BH dan celana dalam wow… dan perlahan batang Pnisnya mulai ngaceng.

Rina naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. 


Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Jamil sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu jembutnya. Jamil menanggapi dengan meraba paha Rina dan membelainya. Kini selangkangan Rina tepat dimuka Jamil.Dengan tangannya ditariknya kebawah celana dalam Rina dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Rina mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok.


Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Jamil pada selangkangannya. Jamil menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Rina dengan rakus. Rina mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Dengan ujung lidahnya Jamil menjilati lubang Vgina Rina yang sudah dikuakkan jari tangannya.


Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Sangat eksotis sekali melihat pemandangan ini, seorang wanita yang masih mengenakan kerudung/******nya sedang dalam keadaan terangsang berat dan kedua tangannya meremas buah dadanya sendiri. Rina merintih nikmat ketika satu jari tengah Jamil dimasukkan kedalam lubang Vginanya yang semakin basah. Jamil menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan itu, menyebabkan Rina semakin mengelinjang liar.


Rina semakin keras meremasi buah dadanya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang Vginanya. Kaki Rina terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Jamil masih terhujam dilubang Vginanya. Rina membaringkan tubuhnya kebelakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Jamil dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas.


Entah kenapa, Jamil sangat suka menjilati seputar Vgina Rina, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Rina juga sangat menyukai perlakuan Jamil itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun. Setelah beberapa lama, rupanya Rina ingin segera disodok lubang Vginanya dengan batang ****** pemuda itu yang telah keras mengaceng.


Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya kebatang ****** Jamil yang telah mengaceng keatas. Jamil membantu mengarahkan batang Pnisnya kelubang yang telah basah merekah itu. Rina mendesah ketika kepala ****** Jamil perlahan menyusup kedalam lubang Vginanya yang sempit. Lubang Vgina Rina meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga Vginanya berbau harum. 


Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Jamil, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Jamil setelah minum ramuan buatan Rina. Tubuhnya kembali segar dan batang Pnisnya selalu siap tempur.Secara normal Jamil memang lelaki yang kuat berhubungan sex, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian.


Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya. Jamil sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Rina pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternya suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka.


Jamil merasakan selusuran batang Pnisnya didalam lubang Vgina Rina yang kering tapi lembut. Sehingga sentuhan kepala Pnisnya yang sensitif pada dinding lubang Vgina itu menjadi lebih nikmat. Rina mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Jamil yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya bisa sedikit mengimbangi gerakan Rina yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan itu mengikuti gerakan turun naiknya.


Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Jamil. Sesekali Rina menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang ****** Jamil menghujam seluruhnya didalam lubang Vginanya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Rina ketika kepala ****** Jamil menghujam lubang Vginanya yang terdalam yang paling sensitif. Rina terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasahan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya.


"Achhh..!! " jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan.


Tubuhnya mendekap Jamil dengan ketat. Jamil yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Rina kebelakang hingga terlentang dengan tubuh Jamil berada diatasnya. Batang Pnisnya masih bertaut dalam dilubang Vgina Rina. Segera Jamil mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Rina. Gerakan Jamil langsung cepat karena ia juga ingin membuat Rina orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Rina klimaks tiga kali berturut-turut.


Jamil merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang Pnisnya masih belum terasa sensitif. Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Rina yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Rina mencoba mengimbangi goyangan Jamil, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya.


"Duh gusti.!.ackhh. .oh! " jeritnya nikmat.


Ia merasa puas dengan kemampuan Jamil, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya. Jamil terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan ini. Kembali Jamil berusaha memacu kembali hasrat Rina yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Rina diguncang getaran yang paling nikmat.


"Aaaarrggghh. .!" desahnya kembali.


Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang kelangit kenikmatan ketujuh. Jamil yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang Pnisnya. Rina yang telah KO tiga kali hanya bisa celentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati airmani Jamil muncul.


"Bi, saya mau kulum punya kamu" pintanya kembali bersemangat.


Jamil menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Rina sudah haus ingin minum. Minum air maninya.Jamil juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya didalam mulut perempuan itu. maka dicabutnya batang ****** dari lubang kenikmatan itu. Rina mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Jamil segera berlutut mengangkangi badan Rina dengan batang Pnisnya mengacung tepat dimuka Rina yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan nikmat.


Benar-benar pemandangan yang penuh sensasi…. luar biasa, seorang wanita terbaring telanjang bulat dengan hanya mengenakan ******, suatu paduan yang bertolak belakang… apalagi mulut wanita ber****** ini membuka siap menerima batang Pnisnya yang keras dan basah dengan lendir vaginanya. Jamil merem-melek, gairahnya seakan semakin terbakar melihat dan merasakan bibir wanita ber****** ini melahap dan mengulum batang Pnisnya yang sedang ngaceng dan Jamil sangat menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan itu memperlakukan Pnisnya dengan mulutnya.


Rina dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Jamil semakin tinggi.Jarang ada perempuan yang dikencaninya mau mengulum batang Pnisnya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan bayaran. Tapi kini perempuan baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Jamil merasa beruntung bertemu dengan Rina.


Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Hamdan bila tahu perbuatan mereka.Jamil merasa batang Pnisnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Rina yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Rina. Batang ****** itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk kedalam mulutnya sehingga airmani yang tercurah langsung masuk ketenggorokannya dan tertelan. 


Enak sekali dirasakan Rina.


Demikian juga dengan Jamil, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Rina bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang ****** hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama dipagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teteh Rina dan Jamil"

Posting Komentar